Senin, 09 April 2012

Belajar Bahasa Inggris Kayak Membuat Kue

Menurut saya, belajar bahasa Inggris itu seperti orang membuat kue. Ada bahan, ada resep, ada alat, dicoba berulangkali, baru bisa menghasilkan kue yang enak. Kalau kita sudah punya bahan, punya resep, punya alat tapi gak pernah dicoba apakah kita akan pernah bisa jadi pembuat kue? Kita punya bahan, punya alat dan dicoba membuat kuenya, tetapi kalau resepnya gak diikutin apa kita dapatkan kue yang enak? Nah, begitu juga halnya dengan belajar Bahasa Inggris, kita mesti punya bahan, punya resep, punya alat, berani mencoba, coba, coba, coba dan coba terus, baru kita bisa tuh menguasai bahasa yang paling banyak digunakan di dunia ini.
Ada empat ketrampilan pokok (main skills) yang perlu dicapai dalam mempelajari Bahasa Inggri, yaitu : reading (membaca), writing (menulis), listening (mendengarkan) dan speaking (berbicara). Nah, kalau empat komponen ketrampilan ini sudah dapat dikuasai, mungkin inilah tahap di mana kita mengusai Bahasa Inggris secara air mengalir, bukan yang sedikti-sedikit itu. Air mengalir itu selain alirannya lancar, iramanya teratur, juga enak dirasakan, alami (natural) ! Jadi selain lancar, kalau kita ngomong pakai bahasa Inggris ya, gaya, irama, logatnya diusahakan menyerupai penutur aslinya (native speaker). Kalau bisa ngomong Bahasa Inggris sudah nggak lagi kental tuh logat Bahasa Indonesia atau bahkan bahasa daerahnya, nah itu namanya alami.
Untuk meraih empat ketrampilan pokok itu saya punya cara yang saya rasakan cocok. (namun tentunya ini belum tentu cocok bagi orang lain). Nah cara saya itu kira-kira begini:
1. Banyak membaca, setiap hari diusahakan membaca
Apa saja boleh dibaca pokoknya berbahasa Inggris: boleh sobekan koran, buku, brosur, kotak obat, dan lain-lain. Eh, nggak saya sadari perbendaharaan kata (vocabulary) jadi numpuk nih di kepala. Karena kata-kata yang saya temukan di bacaan kemarin, muncul lagi di hari berikutnya. Ternyata kata-katanya cuma diulang-ulang!
2. Rajin buka kamus
Nah kalau kata yang belum saya ketahui artinya, saya mesti lihat di kamus. Gak cuma arti padanan katanya, tapi juga dilihat tuh bagaimana mengucapkannya dengan benar. Ucapan katanya harus diyakini benar, jangan karena malas terus main kira-kira. Kalau main kira-kira saja, bisa keliru. Contohnya, kata ‘prepare’ (verb) dan ‘preparation’ (noun), ‘contract’ (verb) dan ‘contact’ (noun), masing-masing kata itu lain cara mengucapkannya dan lain penekanan suku katanya.
3. Mengutip struktur kalimat yang unik dan menarik
Struktur kalimat yang saya anggap menarik, saya kutip dan saya kumpulkan dalam satu buku. Semakin banyak yang dibaca, semakin banyak struktur bahasa yang ada di bank data. Sekali-kali saya buka-buka catatan itu, saya baca-baca dan gak kita sadari banyak yang mengendap di otak kita, alias hafal. Saat saya perlu mengungkapkan maksud yang sama, sudah mengalir sendiri tuh struktur-struktur. Kalau lupa tinggal buka buku catatannya, dan contek.
4. Latihan ngomong
Ngomong boleh dengan diri sendiri (gak apa asal gak di jalanan). Bisa ngomong di depan cermin sambil melihat gerakan bibir kita. Dulu omongan saya saya rekam di tape recorder, lalu saya putar ulang untuk mengetahui sudah pas belum lafal atau pronounciation-nya. Bisa juga langsung ngomong sama teman, atau juga setengah nyombong langsung hampiri turis bule (kebetulan dulu rumah saya dekat dengan candi Borobudur). Yang penting pratek ngomong, praktek, pratek dan praktek! Gak perlu risau kalau membuat kesalahan, yang penting maksud kesampaian. Kalau si bule bisa manggut-manggut, nah itu tandanya kesampaian maksud omongan kita.
5. Latihan nguping
Biasanya kalau sudah berani praktek ngomong dengan teman, atau nekat jadi Tarzan memburu bule-bule (meskipun Bahasa Inggris-nya masih merangkak), sakaligus kita latihan nguping. Kalau bule mau kita ajak ngomong, nah sekaligus kena deh praktek listening-nya. Nguping percakapan lewat media seperti kaset, CD, VCD, dan media lain semacam itu, juga bagus !
6. Latihan nulis
Nulis apa saja boleh! Bisa nulis puisi, buku harian, surat , ataupun membuat cerita satu-dua paragraf saja. Yang penting bisa mengungkapkan pikiran kita dalam bentuk tulisan Bahasa Inggris. Waktu saya di sekolah menengah dulu, sempat mengirimkan beberapa cerita ke majalah anak-anak dan remaja berbahasa Inggris di Yogya, untuk testinglah, eh ada yang juga yang dimuat. Saya masih ingat honor pertama saya Rp. 600,- (enam ratus rupiah) tahun 82-an. Kalau jaman sekarang lebih enak, kalau sudah merasa pede (percaya diri) bisa juga menulis di media cetak, ataupun di blog seperti punya Mas Mufli ini. Jaman saya sekolah dulu, komputer belum ada.
Nah dari uraian di atas, perbendaharaan kata (vocabulary) yang harus ditambah setiap hari itu, saya anggap sebagai bahan. Semakin kaya perbendaharaan kata kita, semakin banyak pilihan. Maksud tertentu bisa diungkapkan dengan kata yang berbeda, jadi tidak mengulang-ulang kata yang sama. Nulis atau ngomong lebih lancar karena pilihan kata yang banyak di kepala, tinggal dialirkan keluar lewat struktur kalimat. Seperti air yang mengalir. Ucapan lafal (pronunciation), penekanan suku kata (stress), juga merupakan bahan baku untuk ngomong Bahasa Inggris. Lafal kata, penekanan, intonasi, ini adalah faktor-faktor yang membuat omongan kita jadi kedengaran alami (natural).
Struktur kalimat yang unik, menarik, yang diperoleh karena banyak membaca, itu namanya resep. Resep adalah pedoman, pola, aturan, rule untuk menyusun kata-kata menjadi kalimat. Struktur fungsinya sebagai alat untuk mengalirkan perbendaharaan kata dari kepala ke dalam kalimat-kalimat yang runtut . Kalimat-kalimat ini merupakan cerminan buah pikiran kita yang dituangkan dalam bentuk media kebahasaan.
Bahan melimpah, resep sudah kepegang, alat tersedia, sekarang tinggal prakteknya. Semakin dipraktekkan, semakin lancar jadinya. Praktek, prakter, praktek dan terus praktek! Sedikit-sedikit dipraktekkan setiap hari, lama-lama gak terasa jadi terbiasa nulis banyak, dan ngomong ceriwis. Lancar! Kalau ada tukang kue di restoran yang dibayar mahal, itu karena sudah ahli. Keahliannya didapat dari mana, ayo coba tebak ! Ya, betul : praktek ! Belajar Bahasa Iggris itu seperti membuat kue: The more practice you have, the better English you get.
Selamat belajar Bahasa Inggris.
Mugito Guido

0 komentar:

Posting Komentar