Menurut saya, belajar bahasa
Inggris itu seperti orang membuat kue. Ada bahan, ada resep, ada alat,
dicoba berulangkali, baru bisa menghasilkan kue yang enak. Kalau kita
sudah punya bahan, punya resep, punya alat tapi gak pernah dicoba apakah
kita akan pernah bisa jadi pembuat kue? Kita punya bahan, punya alat
dan dicoba membuat kuenya, tetapi kalau resepnya gak diikutin apa kita
dapatkan kue yang enak? Nah, begitu juga halnya dengan belajar Bahasa
Inggris, kita mesti punya bahan, punya resep, punya alat, berani
mencoba, coba, coba, coba dan coba terus, baru kita bisa tuh menguasai
bahasa yang paling banyak digunakan di dunia ini.
Ada empat ketrampilan pokok (main skills) yang perlu dicapai dalam mempelajari Bahasa Inggri, yaitu : reading (membaca), writing (menulis), listening (mendengarkan) dan speaking
(berbicara). Nah, kalau empat komponen ketrampilan ini sudah dapat
dikuasai, mungkin inilah tahap di mana kita mengusai Bahasa Inggris
secara air mengalir, bukan yang sedikti-sedikit itu. Air mengalir itu
selain alirannya lancar, iramanya teratur, juga enak dirasakan, alami (natural)
! Jadi selain lancar, kalau kita ngomong pakai bahasa Inggris ya, gaya,
irama, logatnya diusahakan menyerupai penutur aslinya (native speaker).
Kalau bisa ngomong Bahasa Inggris sudah nggak lagi kental tuh logat
Bahasa Indonesia atau bahkan bahasa daerahnya, nah itu namanya alami.
Untuk meraih empat ketrampilan
pokok itu saya punya cara yang saya rasakan cocok. (namun tentunya ini
belum tentu cocok bagi orang lain). Nah cara saya itu kira-kira begini:
1. Banyak membaca, setiap hari diusahakan membaca
Apa saja boleh
dibaca pokoknya berbahasa Inggris: boleh sobekan koran, buku, brosur,
kotak obat, dan lain-lain. Eh, nggak saya sadari perbendaharaan kata
(vocabulary) jadi numpuk nih di kepala. Karena kata-kata yang saya
temukan di bacaan kemarin, muncul lagi di hari berikutnya. Ternyata
kata-katanya cuma diulang-ulang!
2. Rajin buka kamus
Nah kalau kata
yang belum saya ketahui artinya, saya mesti lihat di kamus. Gak cuma
arti padanan katanya, tapi juga dilihat tuh bagaimana mengucapkannya
dengan benar. Ucapan katanya harus diyakini benar, jangan karena malas
terus main kira-kira. Kalau main kira-kira saja, bisa keliru. Contohnya,
kata ‘prepare’ (verb) dan ‘preparation’ (noun), ‘contract’ (verb) dan ‘contact’ (noun), masing-masing kata itu lain cara mengucapkannya dan lain penekanan suku katanya.
3. Mengutip struktur kalimat yang unik dan menarik
Struktur
kalimat yang saya anggap menarik, saya kutip dan saya kumpulkan dalam
satu buku. Semakin banyak yang dibaca, semakin banyak struktur bahasa
yang ada di bank data. Sekali-kali saya buka-buka catatan itu, saya
baca-baca dan gak kita sadari banyak yang mengendap di otak kita, alias
hafal. Saat saya perlu mengungkapkan maksud yang sama, sudah mengalir
sendiri tuh struktur-struktur. Kalau lupa tinggal buka buku catatannya,
dan contek.
4. Latihan ngomong
Ngomong boleh dengan diri sendiri (gak apa asal gak di jalanan). Bisa ngomong di depan cermin sambil melihat gerakan bibir kita. Dulu omongan saya saya rekam di tape recorder, lalu saya putar ulang untuk mengetahui sudah pas belum lafal atau pronounciation-nya.
Bisa juga langsung ngomong sama teman, atau juga setengah nyombong
langsung hampiri turis bule (kebetulan dulu rumah saya dekat dengan candi
Borobudur). Yang penting pratek ngomong, praktek, pratek dan praktek!
Gak perlu risau kalau membuat kesalahan, yang penting maksud kesampaian.
Kalau si bule bisa manggut-manggut, nah itu tandanya kesampaian maksud
omongan kita.
5. Latihan nguping
Biasanya kalau
sudah berani praktek ngomong dengan teman, atau nekat jadi Tarzan
memburu bule-bule (meskipun Bahasa Inggris-nya masih merangkak),
sakaligus kita latihan nguping. Kalau bule mau kita ajak ngomong, nah
sekaligus kena deh praktek listening-nya. Nguping percakapan lewat media seperti kaset, CD, VCD, dan media lain semacam itu, juga bagus !
6. Latihan nulis
Nulis apa saja boleh! Bisa nulis puisi,
buku harian, surat , ataupun membuat cerita satu-dua paragraf saja. Yang
penting bisa mengungkapkan pikiran kita dalam bentuk tulisan Bahasa
Inggris. Waktu saya di sekolah menengah dulu, sempat mengirimkan
beberapa cerita ke majalah anak-anak dan remaja berbahasa Inggris di
Yogya, untuk testinglah, eh ada yang juga yang dimuat. Saya masih ingat
honor pertama saya Rp. 600,- (enam ratus rupiah) tahun 82-an. Kalau
jaman sekarang lebih enak, kalau sudah merasa pede (percaya diri) bisa
juga menulis di media cetak, ataupun di blog seperti punya Mas Mufli
ini. Jaman saya sekolah dulu, komputer belum ada.
Nah dari uraian di atas, perbendaharaan kata (vocabulary)
yang harus ditambah setiap hari itu, saya anggap sebagai bahan. Semakin
kaya perbendaharaan kata kita, semakin banyak pilihan. Maksud tertentu
bisa diungkapkan dengan kata yang berbeda, jadi tidak mengulang-ulang
kata yang sama. Nulis atau ngomong lebih lancar karena pilihan kata yang
banyak di kepala, tinggal dialirkan keluar lewat struktur kalimat.
Seperti air yang mengalir. Ucapan lafal (pronunciation), penekanan suku kata (stress),
juga merupakan bahan baku untuk ngomong Bahasa Inggris. Lafal kata,
penekanan, intonasi, ini adalah faktor-faktor yang membuat omongan kita
jadi kedengaran alami (natural).
Struktur kalimat yang unik,
menarik, yang diperoleh karena banyak membaca, itu namanya resep. Resep
adalah pedoman, pola, aturan, rule untuk menyusun kata-kata
menjadi kalimat. Struktur fungsinya sebagai alat untuk mengalirkan
perbendaharaan kata dari kepala ke dalam kalimat-kalimat yang runtut .
Kalimat-kalimat ini merupakan cerminan buah pikiran kita yang dituangkan
dalam bentuk media kebahasaan.
Bahan melimpah, resep sudah kepegang, alat tersedia, sekarang tinggal prakteknya. Semakin dipraktekkan,
semakin lancar jadinya. Praktek, prakter, praktek dan terus praktek!
Sedikit-sedikit dipraktekkan setiap hari, lama-lama gak terasa jadi
terbiasa nulis banyak, dan ngomong ceriwis. Lancar! Kalau ada tukang kue
di restoran yang dibayar mahal, itu karena sudah ahli. Keahliannya
didapat dari mana, ayo coba tebak ! Ya, betul : praktek ! Belajar Bahasa
Iggris itu seperti membuat kue: The more practice you have, the better English you get.
Selamat belajar Bahasa Inggris.
Mugito Guido
Mugito Guido
0 komentar:
Posting Komentar